Sinar
matahari meredup seiring dengan malam yang semakin mendekat. Cahaya yang
awalnya begitu benderang, mulai meredup dan menyisakan cahaya kuning lembayung
yang menentramkan hati setiap orang yang memandangnya. Dan suasanapun terasa
menjadi semakin dingin merasuk ke dalam tubuh setiap orang yang merasakannya.
Cahaya lembayung perlahan memudar meninggalkanku disini yang sedari tadi setia
memandangnya dari sudut jendelaku. Cahaya itu berganti gelap yang menakutkan,
burung-burung pun kembali ke sarangnya seolah takut akan kegelapan tengah
datang menghampiri. Hanya tinggal suasana sepi dan hening yang kurasa sekarang.
Kunaikkan kakiku ke kursi yang kududuki dan menekuknya, kumeringkuk disamping
jendela mengurangi kerisauan hatiku tentang apa yang akan terjadi setelah ini.
Kutertunduk
tak mampu untuk melihat langit yang sekarang berubah menjadi menakutkan dengan
gelapnya. Perlahan kulihat secercah cahaya yang masuk menembus jendela kamarku,
kutengadahkan wajahku untuk melihat langit, untuk melihat ada apakah disana
sehingga membuat malam yang gelap menjadi terang. Kulihat benda bulat putih
menggantung di langit dan bersinar tak kalah indahnya dengan sinar mentari.
Apakah itu yang disebut orang-orang dengan rembulan? Ternyata rembulan lebih
indah dari apa yang sering diceritakan orang-orang dahulu.
Ternyata
rembulan tak sendiri, ia ditemani oleh cahaya-cahaya kecil disekitarnya yang
juga memancarkan sinar yang tak kalah indah dengannya. Hatiku tentram,
kerisauan hatiku seketika sirna seiring dengan sinar dari cahaya-cahaya malam
yang berpendar menghapus kegelapan yang tadinya menakutkan menjadi mengagumkan.
Sungguh kuasa Tuhan atas segala sesuatu yang ada dan terjadi di muka bumi ini.
Tuhan menciptakan kegelapan, namun Tuhan
pun tak lupa untuk menciptakan cahaya-cahaya penerang agar umatnya tak
ketakutan dalam gelapnya malam yang Ia ciptakaan berdampingan dengan terangnya
siang yang Ia ciptakan pula. Tuhan tak pernah jauh dari kita, Tuhan selalu
dekat dengan umatnya, bahkan lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri.
Bandung
12 desember 2014
at 11:45 ― 12:32
@NikeMeilanisari